flauting background

Thursday, July 14, 2011


KELUARGA BAHAGIA KELUARGA
BERTAQWA



Allah SWT telah memerintahkan kita agar menjaga diri kita dan
keluarga kita dari api neraka.Dalam Al-Qur'an banyak terdapat potret keluarga
sepanjang zaman.Ada potret keluarga saleh dan ada juga potret keluarga
celaka. Potret-potret keluarga tersebut meskipun terjadi pada masa
dan lingkungan yang berbeda dengan masa saat ini, akan tetapi ia tetap
mengandung banyak hikmahdan pelajaran berharga yang senantiasa kekal
sepanjang zaman. Kehidupan keluarga juga memegang kendali penting
dalam unsur perbaikan masyarakat. Dari keluarga yang baik kita akan lebih
mudah untuk mencetak pribadi-pribadi yang sholeh. Bukankah adanya
individu-individu yang shaleh juga merupakan unsur yang membentuk
masyarakat baik selain adanya aturan yang baik?

Dalam kesempatan ini marilah kita merenungi sejenak potret keluarga
teladan dalam Al-Qur'an untuk kemudian kita petik hikmah dan
pelajaran-pelajaran berharganya. Diantaranya Keluarga Imran. Dikisahkan
bahwa Imran dan istrinya sudah berusia lanjut. Akan tetapi keduanya belum
juga dikaruniai seorang anak. Maka istri Imran bernazar, seandainya ia
dikaruniai Allah seorang anak ia akan serahkan anaknya itu untuk menjadi
pelayan rumah Allah (Baitul Maqdis). Nazar itu ia ikrarkan karena ia sangat
berharap agar anak yang akan dikaruniakan Allah itu adalah laki-laki sehingga
bisa menjadi khadim (pelayan) yang baik di Baitul Maqdis. Ternyata
anak yang dilahirkannya adalah perempuan. Istri Imran tidak dapat berbuat
apa-apa. Allah swt. telah menakdirkan anaknya adalah perempuan dan ia
tetap wajib melaksanakan nazarnya. Ia tidak mengetahui bahwa anak perempuan
yang dilahirkannya itu bukanlah anak biasa. Karena ia yang kelak
akan menjadi ibu dari seorang nabi dan rasul pilihan Allah. Setelah itu, anak
perempuan -yang kemudian diberi nama Maryam- tersebut diasuh dan
dididik oleh Zakaria yang juga seorang Nabi dan Rasul, serta masih terhitung
kerabat dekat Imran. Kisah ini dapat dilihat pada surat Ali Imran ayat
35-37.

Beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari keluarga Imran:
Pertama, anak adalah amanah Allah SWT sehingga arah pendidikannya
bukan untuk mencari harta melainkan membina peranannya untuk menjadi
abdi Allah, tunduk dan taat hanya kepada Allah. Sehingga menjadi apapun
anak kelak ketika dewasa dia akan selalu menjadikan halal dan haram sebagai
standar dalam kehidupannya. Kedua, perlunya keimanan yang kokoh,
kesabaran dan sikap tawwakal dalam menerima qadha Allah ketika mengarungi
bahtera kehidupan berumah tangga. Ketiga, perlunya memilihkan
lingkungan yang baik bagi anggota keluarga. keempat, suasana yang harus
terjadi dalam keluarga adalah perlombaan meraih ridho Allah bukan perlombaan
mencari harta ataupun mengejar status sosial. Dengan demikian
keluarga yang bahagia adalah keluarga yang bertaqwa,menjadikan Allah
SWT sebagai tujuan hidupnya dengan taat tunduk dan patuh hanya kepada
Allah SWT, bagaimanapun dan dalam kondisi apapun, serta menyeru
manusia untuk tetap berada dijalan Allah SWT.

Sesungguhnya jika anak-anak,isteri,isteri,kaum kerabat,harta yang
kamu usahakan,peniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya adalah lebih
kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya dan Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.Wallahu’alam bishawab.
(Asliani).

No comments:

Post a Comment

penyejuk hati